Gitaris kelahiran Denmark yang kini tinggal di Cina untuk studi masternya tentang neurologi. Musik selalu menjadi bagian besar dari hidupnya, di usia mudanya ia mengenal musik Robert Fripp dan King Crimson, ia menyadari bahwa musik jauh lebih dari sekadar catatan di fretboard. Kesadaran ini menyebabkannya menjelajah ke banyak aspek musik yang berbeda. Tahun 2012 ia memulai studi gitar klasik di Royal Academy of Music di Kopenhagen karena musik klasik adalah salah satu komponen utama dari realisasinya. 

Mathias juga ikut mendirikan beberapa ansambel yang semuanya memiliki tujuan untuk membawa tradisi ke arah baru. Selama beberapa kali ia berkolaborasi dengan komposer generasi baru dari seluruh dunia, ia memperluas repertoar serta teknik untuk gitar klasik. Salah satu ansambelnya yaitu CRAS-ensemble  yang terdiri dari enam gitar dan gabungan lintas disiplin antara seni tari, dengan seniman visual, seniman sirkus, penyair dan banyak lagi. Pada tahun 2016 ia membentuk band emo-penyihir-jazz-noise-impro yang bernama Saenk.

Selama enam minggu masa tinggalnya di Ethnictro ia akan mengeksplorasi latar belakang keberagaman budaya di Indonesia terutama di Yogyakarta. Berhubungan dengan bidang minatnya pada neurologi, ia fokus meneliti reaksi otak pada praktek trance yang digunakan dalam beberapa kesenian daerah di Indonesia. Proyek lintas disiplin ini nanti yang akan menjadi bagian utama dari proyeknya selama masa tinggalnya di Ethnictro, mengumpulkan semua pengaruh dari masa lalunya bersama-sama ke satu proyek, mencoba berbagai konsep dan ide di kancah eksperimental di Indonesia.